Kamis, 09 Juli 2015

BAGAIMANA CARA BELAJAR YANG EFEKTIF??




Apakah Anda sering pusing saat belajar? Atau sudah belajar berjam-jam tapi belum juga paham?  
sumber :  http://2.bp.blogspot.com/
 Kalau itu yang Anda rasakan, silahkan baca artikel ini. Karena mempelajari sebuah materi pelajaran sebenarnya bukanlah hal yang sulit, meskipun materi tersebut tidak mudah dipahami (apabila kita tahu caranya). 
 








Ada 3 hal penting yang perlu kita lakukan agar masalah kita tersebut tidak kita alami lagi.




1. Hadirkan dan fokuskan hati, perasaan serta pikiran kita pada materi yang sedang dipelajari, nikmatilah materi tersebut



 
Sumber: http://www.anneahira.com/dora.htm



Pernahkah  suatu saat anak saya Si Lintang berada di ruang keluarga bersama dengan ibunya. Saat itu Si Lintang sedang asyik menonton televisi. Dia paling suka nonton film kartun seperti spongebob, naruto, barbie dan beberapa film lain yang saya sendiri tidak hafal. Anehnya Si Lintang ini seringkali hafal adegan-adegan yang akan terjadi selanjutnya pada saat sedang nonton. Dia sangat paham tentang film-film kartun yang dia tonton. Yang jadi masalah adalah seringkali pada saat dia menonton film, dia tidak mendengarkan obrolan orang yang ada di dekatnya. Terkadang bila diajak ngobrol oleh ibunya dia diam saja karena fokus pada acara di televisi. Meski demikian, saat dia sudah tahu bila dirinya diajak mengobrol, maka segera dia menanggapi. Dan bila diberitahu bahwa dia sudah dipanggil berkali-kali, dia tersenyum dan mendekati ibunya sebagai tanda permintaan maaf. Meski demikian ibunya paham bahwa Si Lintang ini kalau sudah fokus pada satu hal maka dia akan benar-benar menikmati.  Dan dia bisa menghabiskan banyak waktu tanpa merasa lelah.
Pernah suatu saat Si Lintang mendapat tgas untuk hafalan surat-surat pendek pada juz 30 dari Bu Guru. Saat itu dia bisa fokus melaksanakan tugas tersebut dengan bantuan HP manual yang berisi murotal. Dia sanggup bertahan latihan hafalan sampai jam 10 malam sambil berbaring di kasur. Padahal ibunya tidak memintanya untuk belajar. 

2. Manfaatkan panca indera dan Semua anggota tubuh  untuk menguasai ilmu yang sedang dipelajari
 


Les Giblin dalam buku Skill with People menuliskan bahwa banyaknya informasi yang dapat kita ingat yaitu:
Sumber: dokumentasi penulis
 
·         10 % dari apa yang kita baca
·         20 % dari apa yang kita dengar
·         30 % dari apa yang kita lihat
·         50 % dari apa yang kita lihat dan dengar
·         70 % dari apa yang kita katakan ketika kita bicara
·     90 % dari apa yang kita katakan ketika kita melakukan sesuatu



Dengan demikian maka penyerapan informasi kita akan bisa maksimal bila kita menggunakan panca indera dan semua anggota tubuh kita untuk melakukan sesuatu



     3. Manfaatkan berbagai sumber ilmu yang ada

Ada banyak sumber belajar yang bisa kita manfaatkan untuk menembah ilmu. Sumber belajar tersebut antara lain:
a.    Guru
b.    Buku
c.    Komputer dan Internet
d.    Lingkungan dan sumber lain
Silahkan manfaatkan sumber belajar dengan optimal.



4.  Lakukan pengulangan materi yang telah dipelajari dengan belajar sebelum tidur dan setelah bangun tidur.
 


Sumber: http://www.kidnesia.com/



  
Informasi yang sudah masuk dalam ingatan kita sebagian besar masuk pada memori ingatan jangka pendek. Biasanya setelah 3 jam materi yang kita ingat tadi akan berkurang. Apalagi bila sudah 3 hari, maka dari 10 materi yangkita ingat tinggal 1 materi saja. Dengan demikian kita perlu mempelajari ulang materi,  agar informasi tersebut dapat masuk ke memori ingatan jangkan panjang. Dan waktu yang paling bagus yaitu malam sebelum tidur dan pagi setelah bangun tidur.


 Demikian 4 cara  sederhana yang bisa kita lakukan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
  

Sumber: apiqquantum.files.wordpress.com


Sampai ketemu di artikel berikutnya..... :-)

Rabu, 08 Juli 2015

Termometer Raksa



Termometer merupakan alat untuk mengukur derajat panas suatu benda, berwujud pipa kaca berongga dan berisi zat cair. Zat cair pengisi termometer biasanya adalah raksa alkohol. Raksa merupakan satu-satunya logam yang berada dalam wujud cair pada suhu ruangan. Karena raksa berada dalam wujud cair maka bentuknya dapat berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Dengan demikian maka raksa dapat digunakan sebagai cairan pengisi pipa kaca termometer. Demikian halnya dengan alkohol. Alkohol merupakan cairan bening yang secara fisik terlihat mirip seperti air. Meski demikian secara kimiawi memiliki susunan yang sangat berbeda. Air terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia( H2O). Sedangkan alkohol terdiri dari hidrogen, oksigen dan karbon. Raksa maupun alkohol memiliki sifat yang berbeda. Meski  demikian ada satu persyaratan yang wajib dimiliki oleh  bahan pengisi termometer yaitu bahan tersebut harus peka terhadap perubahan suhu. Artinya apabila suhu naik maka bahan pengisi termometer akan mudah memuai dan bila suhunya turun maka bahan tersebut harus mudah menyusut. Dan ternyata raksa dan alkohol memenuhi syarat ini.
Bagaimana dengan air? Apakah air dapat digunakan sebagai bahan pengisi termometer?
Ternyata air tidak terlalu peka terhadap perubahan suhu. Air tidak menunjukkan pemuaian dan penyusutan sebagus alkohol dan raksa manakala terjadi kenaikan dan penurunan suhu.  Selain itu, rentang ukur yang dapat dilakukan air sangat terbatas yaitu 0o C sampai 100o C saja. Karena pada suhu 0o C air sudah membeku dan 100o C air sudah mendidih. Dengan demikian air tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu di bawah 0o C maupun di atas 100o C.
Termometer Raksa
Termometer raksa merupakan termometer yang menggunakan  raksa untuk mengukur suhu. Termometer jenis ini dapat digunakan untuk mengukur suhu dengan rentang cukup besar karena raksa memiliki titik beku pada temperatur Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C dan titik didihnya pada temperatur 357°C.Selain rentang ukur yang  besar, raksa juga memiliki keunggulan dibandingkan zat cair lain. Keunggulan tersebut antara lain:
1.      Warnanya mengkilat sehingga mudah dilihat
2.      Memiliki jangkauan rentang ukur yang besar, dan dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi, sampai 357oC
3.      Tidak membasahi dinding pipa kapiler sehingga tidak ada raksa yang tertinggal karena menempel pada dinding pipa. Dengan demikian maka pengukuran lebih teliti
4.      Volume berubah secara teratur
5.      Raksa cepat mengambil panas benda yang sedang diukur
Selain memiliki beberapa keunggulan, raksa juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya harga raksa relatif mahal. Selain itu, karena raksa membeku pada suhu -38.83 °C, maka termometer raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu di bawah suhu tersebut. Kelemahan yang lain,  raksa bersifat racun bagi tubuh kita sehingga berbahaya bila termometernya pecah.

Senin, 06 Juli 2015

Suhu


Suhu merupakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas, hangat dan dingin memilki suhu yang berbeda. Sebenarnya tubuh kita punya sensor yang mampu mendeteksi adanya perbedaan suhu. Apakah teman-teman tahu pada bagian manakah itu?

Ya…. Benar. Tuhan telah menutupi tubuh kita dengan kulit yang dilengkapi dengan sensor suhu. Mengapa demikian? Karena dengan adanya sensor suhu tersebut maka kita dapat merasakan keadaan benda yang bersentuhan dengan tubuh kita. Bila benda yang menyentuh tubuh kita memiliki suhu yang aman bagi tubuh maka kita akan merasa nyaman-nyaman saja. Namun bila suhu benda yang menyentuh tubuh kita tersebut membahayakan maka kulit kita akan segera memberi tahu kepada otak kita bahwa benda tersebut berbahaya dan kemudian kita akan menjauhi benda tersebut. Benda berbahaya dalam hal ini maksudnya adalah benda yang terlalu panas sehingga bisa melepuhkan kulit atau benda yang terlalu dingin dan bisa membekukan bagian tubuh yang menyentuhnya. Dengan demikian keberadaan sensor suhu pada kulit kita ini sekaligus menjadi pelindung agar kulit kita selalu dalam keadaan aman. 

Pertanyaan berikutnya, apakah kulit kita dapat digunakan untuk mengukur suhu benda? Menurut teman-teman bagaimana? 

Kulit kita emang dapat membedakan panas, hangat dan dingin. Namun tidak bisa digunakan sebagai alat ukur. Hal ini disebabkan karena kulit kita hanya bisa membandingkan  panas yang ada di dalam benda namun hasil pengukurannya bersifat relative. Maksudnya, kita hanya bisa mengatakan bahwa benda ini lebih panas dari benda itu, atau lebih dingin dari benda itu  tanpa  dapat memberikan hasil pengukuran yang berupa angka. Penyebab utamanya adalah karena kita  hanya menggunakan perasaan saja.

Lalu dengan alat apa agar kita dapat mengukur suhu suatu benda?

Suhu dalam Bahasa inggris dikenal dengan istilah therm. Alat yang bisa digunakan untuk mengukur suhu disebut thermometer/ termometer.  Termometer cair berupa pipa kaca tertutup berisi zat cair dan terdapat lubang kecil di sepanjang pipa. Zat cair  yang digunakan memiliki sifat mudah memuai pada saat terjadi kenaikan suhu dan mudah menyusut pada saat terjadi penurunan suhu. Untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai thermometer, silahkan teman-teman membaca artikel tentang jenis-jenis thermometer.

Satuan Baku dan Satuan Tak Baku



Satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran suatu besaran. Dalam hal ini besaran diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Satuan dibagi menjadi 2 jenis yaitu satuan baku dan satuan tak baku. Satuan baku merupakan satuan yang telah di bakukan/ditetapkan/disepakati bersama sebagai satuan dalam pengukuran suatu besaran. Apabila satuan ini digunakan untuk mengukur besaran maka selalu memberikan hasil yang relative sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda. Sedangkan satuan tak baku yaitu satuan yang  apabila digunakan untuk melakukan pengukuran maka memberikan hasil yang berbeda-beda bila dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini disebabkan karena satuan tak baku belum disepakati ukurannya secara paten.

Untuk lebih jelasnya Mari kita bahas satuan tersebut satu per satu

Satuan Baku

Sebagai contoh satuan baku yaitu meter. Satuan ini telah disepakati oleh para ilmuwan secara internasional. Satu meter ini dibuat standarnya yaitu jarak 2 goresan pada sebatang platinum-iridium. Pembuatannya dilakukan denga sangat teliti, kemudian dibuatlah salinannya/tiruannya dengansangat teliti pula. Dengan demikian, apabila kita menggunakan alat ukur dengan satuan meter tersebut maka akan memberikan hasil pengukuran yang teliti pula. Bila temankita juga melakukan pengukuran dengan satuan yang sama maka akan memberikan hasil pengukuran yang sama juga.
Yang termasuk satuan baku untuk besaran panjang selain meter yaitu: kilometer, hectometer, dekameter, (meter), desimeter, centimeter dan millimeter. Ada banyak satuan baku yang digunakan untuk setiap besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan. Sebagai contoh, satuan baku untuk massa yaitu : kilogram, hektogram, dekagram, (gram), desigram, centigram dan milligram. Satuan baku untuk besaran yang lain silahkan teman-teman cari sendiri ya…… 

Satuan Tak Baku

Pengukuran panjang meja menggunakan jengkal tangan yang dilakukan oleh Om Jarwo, Om Sopo dan Adit memberikan hasil sebagai berikut:
1.    Pengukuran panjang meja menggunakan jengkal tangan oleh Om Jarwo   = 6 jengkal
2.    Pengukuran panjang meja menggunakan jengkal tangan oleh Om Sopo    = 5 jengkal
3.    Pengukuran panjang meja menggunakan jengkal tangan oleh Adit             = 7 jengkal
Lho….. mejanya sama tapi kok hasil pengukuran panjangnya berbeda-beda? Kalau begitu, menurut teman-teman hasil pengukuran yang benar yang mana? 5 jengkal, 6 jengkal atau yang 7 jengkal?